CEGAH STUNTING DENGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA)

 


PENDAHULUAN

    Stunting pada anak adalah masalah serius yang mencerminkan kegagalan pertumbuhan anak balita akibat kurangnya asupan gizi yang menyebabkan masalah gizi kronis, yang mengakibatkan anak memiliki tinggi badan yang jauh di bawah rata-rata usianya. 

    Kondisi gizi buruk kronis ini dapat mengintai sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun. Upaya pencegahan stunting meliputi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) yang dimulai dari Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan berlanjut hingga pemberian ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan, serta pemenuhan nutrisi yang baik setelah usia 6 bulan.

    Stunting atau yang biasa dikenal sebagai gagal tumbuh, adalah salah satu tantangan utama dalam bidang gizi yang dihadapi oleh balita di seluruh dunia saat ini. Data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan oleh World Health Organization (WHO, 2017) menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara di Asia Tenggara dengan prevalensi tertinggi, yaitu urutan ketiga di wilayah Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR).

    Penyebab utama stunting pada anak balita adalah buruknya status gizi ibu hamil dan bayi. Faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap masalah ini meliputi pengetahuan ibu yang kurang memadai, infeksi yang berulang atau kronis, sanitasi yang buruk, dan keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan. Oleh karena itu, memberikan asupan gizi yang memadai sejak bayi lahir hingga usia dua tahun adalah langkah dasar yang krusial untuk memastikan pencapaian kualitas pertumbuhan dan perkembangan anak, sekaligus memenuhi hak anak untuk tumbuh sehat.


PEMBAHASAN

    Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya (Walyani, 2015). ASI adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat dibutuhkan oleh bayi (Maritalia, 2012). Menurut World Health Organization (WHO, 2011) ASI Eksklusif adalah hanya memberikan ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin (Humune et al., 2020).

    ASI merupakan asupan gizi yang akan membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Salah satu manfaat dari ASI Eksklusif ialah dapat mendukung pertumbuhan bayi terutama tinggi badan karena kalsium ASI lebih efisien diserap dibanding susu formula (Zomratun et al., 2018). 

    Bayi yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif akan mengalami gangguan pada kesehatan fisik maupun kecerdasan otak. Salah satunya terjadi weight faltering (gagal tumbuh). Weight faltering ini ditandai dengan berat badan bayi turun atau tidak bertambah, agar tubuh tidak terlalu kurus maka pertumbuhan tinggi badan yang akan berhenti atau berjalan sangat lambat dan terjadilah stunting (Sjahmien, 2003).

    Hal ini juga sesuai dengan penelitian Ni'mah K. & Nadhiroh, S. R. (2015) menyebutkan bahwa balita dengan ASI tidak Eksklusif mempunyai resiko 4,6 kali lebih besar terkena stunting dibandingkan balita dengan ASI Eksklusif. Selain ASI Eksklusif, pentingnya pemberian makanan pendamping ASI juga harus diperhatikan dengan memperhitungkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) berdasarkan usia dan tekstur makanan yang sesuai untuk balita. Sayangnya, seringkali orang tua memberikan makanan pendamping ASI sebelum bayi mencapai usia 6 bulan, padahal pencernaan bayi belum siap menerima makanan tambahan, justru akan dapat menyebabkan masalah seperti diare (Wirdayanti, 2019).    

    Pola pemberian makanan pendamping ASI dipengaruhi oleh sejumlah faktor ibu, yang memiliki peran penting dalam mengatur asupan anak dan berdampak pada status gizi mereka. Faktor-faktor yang memengaruhi pola pemberian makanan pendamping ASI mencakup pengetahuan ibu tentang gizi, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga, adat istiadat, dan penyakit menular yang ada dalam keluarga. Pemberian makanan yang sehat dan bergizi kepada bayi dan anak sangat penting untuk mencegah stunting, karena stunting merupakan masalah pertumbuhan yang serius pada anak-anak.

    Berikut adalah beberapa poin penting mengenai Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) untuk mencegah stunting bisa melalui:

IMD (Inisiasi Menyusu Dini) ASI yang pertama kali keluar wajib diberikan kepada bayi karena ASI tersebut adalah kolostrum yang sangat kaya akan vitamin dan faktor pelindung tubuh yang dapat melindungi dari berbagai infeksi.

Pemberian ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi adalah kunci untuk pertumbuhan yang optimal.

MP-ASI yang tepat: Setelah enam bulan, perkenalkan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) secara bertahap.

Pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun atau lebih. Dengan melanjutkan menyusui sampai 2 tahun atau lebih dapat meningkatkan bonding (ikatan batin) ibu dan bayi serta memberikan daya tahan tubuh pada bayi dan anak.

    Harapannya adalah bahwa makanan yang diberikan haruslah bergizi, cukup dalam porsi, dan menggunakan bahan makanan berkualitas baik untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak yang sehat.


KESIMPULAN

    Stunting pada anak adalah masalah serius yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang menyebabkan masalah gizi kronis, yang mengakibatkan pertumbuhan anak terhambat dan tinggi badan jauh di bawah rata-rata usianya. Pencegahan stunting melibatkan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) yang tepat. 

    Pentingnya ASI Eksklusif dalam pertumbuhan anak telah terbukti. Bayi yang tidak mendapat ASI Eksklusif berisiko mengalami gangguan kesehatan fisik dan perkembangan otak yang berpotensi mengakibatkan stunting. Pola pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) juga harus memperhatikan Angka Kecukupan Gizi (AKG) berdasarkan usia dan tekstur makanan yang sesuai. 

    Faktor-faktor ibu seperti pengetahuan tentang gizi, pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan keluarga, adat istiadat, dan penyakit menular memengaruhi pola pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Makanan yang sehat dan bergizi adalah kunci untuk mencegah stunting. pengenalan MP-ASI yang tepat setelah enam bulan, dan pemberian ASI hingga anak berusia 2 tahun atau lebih, semuanya berperan penting dalam mencegah stunting dan memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal.


SUMBER  : https://www.kompasiana.com/

















Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROFIL PUSKESMAS DAN KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI PUSKESMAS SRONDOL

HARAPAN INDONESIA BEBAS KARIES 2030